Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Juni 2016

Di Meksiko, Spiderman ternyata bergelar Profesor





Jika Anda bertanya mengapa tak ada sosok Spiderman hadir bergabung dalam The Avengers dalam memerangi kejahatan, mungkin inilah jawabannya, ... karena saat ini Spiderman rupanya lebih memilih untuk mengajar ilmu komputer di Universitas Otonomi Nasional Mexico, di Ciudad de Mexico.


Semua ini rupanya sudah dimulai sejak tahun 2002, ketika film blockbuster Spiderman, yang diperankan oleh aktor Tobey Maguire, mulai tayang di Meksiko. Moises Vazquez Reyes yang saat itu masih berusia 12 tahun langsung merasa jatuh cinta pada sosok superhero Marvel ini. Bahkan ia pun mulai membuat kostum Spiderman untuk dirinya sendiri, setelah sebelumnya merasa gagal untuk menemukan sosok atau figur impiannya. Dengan berbekal tutorial online sebagai acuan, tetap saja hal ini bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi seorang anak muda saat itu. Namun tekad serta keinginannya yang tinggi untuk meraih impiannya memiliki kostum Spiderman yang terbaik dan sesuai dengan impiannya ternyata baru bisa terwujud di sekitar tahun 2014 lalu, tahun di mana ia lebih banyak lagi meluangkan waktunya untuk membaca komik-komik tentang karakter favoritnya tersebut. Hingga suatu hari ia terkesan saat membaca komik Amazing Spider – Man # 661, dimana dalam komik tersebut Spiderman tampil sebagai guru di Avengers Academy. Ia pun akhirnya berpikir, "Bukan sebuah hal yang buruk, bahkan bukankah tidak lebih hebat jika Spiderman mengajarkan ilmu komputer?"


Dalam dua tahun terakhir, Moises memang telah mengajar di Universitas Otonomi Nasional Mexico. Di universitas tersebut, ia mengajarkan berbagai mata pelajaran seperti logika komputer, aljabar dan bahasa pemrograman. Dia pun memang tidak selalu memakai kostum Spiderman, hanya di saat para siswa menghadapi ujian atau ketika ia ingin mengajarkan suatu bahan pelajaran baru yang menuntut keseriusan dari para siswa, kostum Spiderman akan ia kenakan dengan harapan agar para siswa tak terlalu tegang dan dapat mengurangi tingkat stress dari pelajaran yang diberikannya.







Memang tak mudah bagi Moises, karena ketika pertama kali ia mengutarakan keinginannya untuk memakai kostum Spiderman saat mengajar, keluarga dan teman-temannya justru mengkhawatirkan bahwa hal itu akan membahayakan karirnya, tetapi ternyata efeknya saat ini justru sangat berlawanan. Dan memang para siswa serta guru-guru lainnya terkejut pada awalnya, tapi kini mereka semua justru tersenyum bahkan menyambut kehadirannya dengan tangan terbuka. "SpideMoy" - demikan julukan yang diberikan bagi Moises - kini telah menjadi simbol bagi Fakultas Ilmu Komputer di Universitas tersebut, dan banyak siswa yang lebih antusias untuk bisa mendapat pelajaran di bawah bimbingannya. Para siswa beranggapan, tak semua orang bisa mendapat pendidikan yang diajarkan oleh Spiderman di perguruan tinggi.

"Saya hanya melakukan pekerjaan seperti apa yang dilakukan oleh para pengajar lainnya di dunia, dan bagi saya pelajaran yang diberikan tidaklah menjadi lebih baik jika hanya dilihat dari setelah jas yang dikenakan pengajar. Saya hanya berusaha untuk dapat menjadi pengajar yang jujur dan berdikasi, dan saya hanya ingin membuat ruangan kelas menjadi tempat yang lebih menyenangkan," demikian penjelasan SpideMoy tenyang metode pangajarannya yang terbilang unik.




Dari foto dan video yang kini telah tersebar luas di dunia maya, terlihat jelas bahwa Moises tidak mengenakan kostum Spiderman hanya saat ia di lingkungan universitas. Kostum Spiderman tersebut tenyata telah ia kenakan sejak berangkat dari rumah, demikian pula saat ia naik kereta bawah tanah untuk menuju tempatnya bekerja. Ketika orang-orang mengetahui bahwa Spiderman yang satu ini adalah seorang profesor yang mengajar di universitas setempat, kebanyakan masyarakat merasa terkejut, karena umunya mereka lebih mengira kostum tersebut hanya untuk adegan film.


sumber: OddityCentral, Fuentes Fidedignas, Reuters

Netropolitan Club: Facebook Spesial untuk Konglomerat





Kehadiran media sosial pada saat ini sudah menjadi suatu wadah atau jaringan virtual, dimana setiap orang yang bergabung di dalamnya bisa dengan mudah berinteraksi dengan mengolah, berbagi, ataupun bertukar informasi serta ide yang mereka punya. Media sosial pun kini bisa di-ibarat-kan kebutuhan bagi setiap orang, hingga bisa dengan mudah membuka peluang bisnis yang cukup luas. Dan agar bisa bergabung dengan suatu jaringan media sosial, pada umumnya tidak dipungut biaya alias gratis sama sekali. Hanya memang diperlukan informasi atau data pribadi untuk melengkapi registrasi pada saat pendaftaran. Dan hal ini berbeda dengan Netropolitan, sebuah jaringan media sosial baru yang khusus melayani konglomerat, dimana diperlukan biaya pendaftaran sebesar $ 9000 (sekitar Rp. 100 juta) jika Anda ingin bergabung di dalamnya. Tak hanya sekedar hal itu, ada pula biaya keanggotaan tahunan sebesar $ 3000 (sekitar Rp. 36 juta).

Jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh setiap anggota tentu akan terdengar 'selangit', dan itu dikarenakan media sosial yang jauh lebih populer saat ini seperti Facebook dan Twitter tidak memungut biaya sama sekali dari para anggotanya, alias gratis. Tak heran jika keberadaan situs ini terdengar seperti sebuah lelucon. Tapi pendiri Netropolitan, yaitu James Touchi-Peters meyakinkan bahwa layanan media sosial ini memang nyata.

"Ini adalah 100 persen nyata, dan saya yakin ini merupakan suatu kebutuhan dan pastinya ada juga peminat untuk menikmati layanan ini," Touchi-Peters, 48 tahun, seorang komposer dan mantan konduktor dari Minnesota Philharmonic Orchestra. Ia akhirnya memutuskan untuk membangun Netropolitan ketika ia mengalami kesulitan untuk berkaitan dengan orang-orang yang ia temui di situs-situs media sosial lainnya.




"Saya melihat kebutuhan untuk sebuah lingkungan di mana Anda bisa berbicara tentang hal-hal yang lebih baik dalam hidup tanpa menimbulkan reaksi - suatu lingkungan di mana orang bisa berbagi sesukanya dan memiliki pengalaman yang sama," jelasnya. Itulah dasar dia memutuskan untuk meluncurkan jaringan premium yang sengaja dibuat mahal, hanya untuk memastikan keanggotaan yang ada tetap eksklusif dan pribadi.

Secara sepintas Netropolitan, yang baru saja diluncurkan September 2014 lalu, cukup mirip dengan jaringan sosial lainnya yang talah ada, dimana setiap anggota akan memiliki akses ke posting dan update status bisa dilakukan oleh semua pengguna, selain itu mereka juga dapat membentuk grup atau kelompok kepentingan yang sama. Tapi keanggotaannya hanya terbuka bagi orang-orang di atas 21 tahun, dan nama asli pun harus digunakan saat mendaftar.








Dengan mahalnya biaya pendaftaran, maka dipastikan layanan ini bebas dari iklan, yang bisa dipandang sebagai insentif besar untuk bergabung. Situs dan isinya juga tidak akan diindeks oleh search engine dan ada moderator yang selalu aktif dan siap untuk mengatasi perilaku buruk seperti spamming. Pedoman situs juga menunjukkan bahwa Netropolitan bukan layanan sembarangan.









"Layanan keanggotaan kami tidak akan berusaha menawarkan untuk Anda men-charter sebuah pesawat jet, atau membantu mencarikan tiket untuk pertunjukkan Broadway yang sudah terjual habis," itulah yang tertulis di FAQ website situs tersebut. "Kami hanya ada untuk membantu Anda bernavigasi serta menemukan apa yang Anda butuhkan di sekitar klub sosial."

Menurut Touchi-Peters, basis pengguna situs tersebut pada saat ini telah berisi anggota unggulan yang merupakan 'anggota kelompok terpilih pra-kualifikasi'. Hal tersebut akan selalu terus dilakukan untuk menjaga situs ini tetap eksklusif untuk para tokoh masyarakat, kata dia, dan tidak seperti klub dunia nyata yang kerapkali elitis.






"Kami melihat Netropolitan club sama berkilaunya seperti halnya country club di luar sana," katanya. "Mereka juga menetapkan biaya inisiasi dan iuran tahunan untuk setiap anggota. Netropolitan adalah country club online, yang lebih berfokus dengan menghubungkan anggota di seluruh dunia. Kami percaya ada kebutuhan untuk sebuah komunitas seperti ini, dan kami akan mengisi kebutuhan itu."

Bagaimana dengan Anda pribadi? Apakah tertarik untuk bergabung? ....

Foto: Netropolitan Social Network