Tampilkan postingan dengan label Industri Pertahanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Industri Pertahanan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Juni 2016

DCNS and Quickstep sign Memorandum of Understanding

07 Juni 2016

Manufacturing of Barracuda submarine (photo : DCNS)

DCNS and Quickstep have signed a Memorandum of Understanding (MoU) as a first step for cooperation in the field of components and assemblies for Australia’s Future submarines.

The MoU was signed in Canberra by Marie-Pierre de Bailliencourt, Deputy Chief Executive Officer, DCNS Group, and David Marino, Chief Executive Officer and Managing Director of Quickstep Holdings Limited.

Through this MoU, Quickstep will produce representative demonstrator components to validate their technology for naval applications with DCNS.

“DCNS has commenced building a supply chain in Australia that will support the submarine capability on a sustainable basis,” said Sean Costello, CEO DCNS Australia.

“Ultimately this supply chain will comprise several hundred companies across Australia and form the Future Submarine Enterprise.”

DCNS has been selected as the Australian Government’s preferred international partner for the design of 12 Future Submarines for the Royal Australian Navy.

Quickstep is an Australian listed company at the forefront of advanced composites manufacturing and technology development. Quickstep currently partners with some of the world’s largest aerospace/defence organisations, including the US Department of Defense, Lockheed Martin, Northrop Grumman, Airbus, Thales and BAE.

About DCNS 

DCNS is the European leader in naval defence and a major player in marine renewable energy. The Group’s success as an advanced technology company with global reach is built on meeting customer needs by deploying exceptional know-how, unique industrial resources and an ability to develop innovative strategic partnerships. DCNS designs and builds submarines and surface combatants, develops associated systems and infrastructure, and offers a full range of services to naval bases and shipyards. The Group has also expanded its focus into marine renewable energy. Aware of its corporate social responsibilities, DCNS is a member of the United Nations Global Compact. The DCNS Group generates annual revenues of €3.04 billion and employs 12,953 people (2015 data).

(DCNS Australia)

Pindad Targetkan Penjualan 2016 Tembus Rp 3 Triliun

13 Juni 2016

Tank AMX retrofit Pindad (photo : kaskus militer)

Jakarta (ANTARA News) - PT Pindad (Persero), perusahaan milik negara yang memproduksi senjata, amunisi, dan kendaraan tempur menargetkan mampu membukukan penjualan sekitar Rp3 triliun pada 2016, meningkat dibanding 2015 yang mencapai sekitar Rp2 triliun.

"Target penjualan 2016 menembus angka Rp3 triliun, sejalan dengan meningkatnya nilai kontrak pesanan senjata, amunisi dan kendaraan tempur," kata Direktur Utama Pindad Silmy Karim di sela peluncuran empat senjata baru Pindad di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis.

Keempat senjata baru yang peluncurannya disaksikan langsung Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu itu yaitu Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun dan Pistol G2 Premium.

Menurut Silmy, senjata baru yang merupakan hasil pengembangan produk dan inovasi Pindad itu mendapat perhatian dari sejumlah negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara.

Ia tidak merinci nama negara yang berpotensi memesan senjata yang dimaksud karena alasan masih dalam tahap negosiasi.

Namun tambahnya, selain pesanan senjata laras pendek dan laras panjang, sejumlah negara lainnya juga berminat memesan kendaraan tempur buatan Pindad.

"Pertumbuhan penjualan 2016 ini merupakan kelanjutan dari tahun 2015 yang didorong peningkatan kapasitas produksi sekitar 130 persen dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Untuk merealisasikan pertumbuhan dan target penjualan itu, Pindad melakukan berbagai langkah strategis antara lain memperkuat lini bisnis, pengembangan serta melakukan beragam inovasi produk berorientasi masa depan.

Setiap tahun dikatakan Silmy, Pindad memproduksi sekitar 30.000-60.000 unit senjata laras pendek dan laras panjang.

"Selain memenuhi kebutuhan TNI-Polri yang mencapai 70 persen, Pindad juga terus menggenjot pasar ekspor yang saat ini masih berkisar sekitar 5 persen," katanya.

Dalam memenuhi pemesanan senjata, Pindad mengedepankan tiga hal yaitu prospek industri dalam negeri terkait dengan potensi pasar ekspor, hubungan luar negeri, dan kemudahan investasi.

"Polanya, kita bisa memproduksi di dalam negeri kemudian diambil oleh pemesan, atau diproduksi di negara importir dengan mengunakan fasilitas pabrik di sana," ujarnya.

Selain pesanan senjata dari dua negara Timur Tengah tersebut, sejumlah negara lainya juga berminat terhadap kendaraan tempur, munisi kaliber besar buatan Pindad.

Menurutnya, saat ini porsi penjualan terbesar Pindad masih berasal dari munisi yang mencapai 50 persen, selebihnya 30 persen dari kendaraan tempur dan 20 persen dari senjata.

Selain senjata laras panjang dan pendek dengan aksesoris, kendaraan tempur antara lain Paner Anoa 6x6, Panser Badak 4x4 dan Komodo, retrofit Tank AMX-13, Pindad juga melakukan ekspansi dengan memproduksi excavator yang akan diluncurkan pada Juni 2016.

(Antara)

Licensed Production of Ammunition for the BMP-3 can be Opened in Indonesia

15 Juni 2016

BMP3F of the Korps Marinir (photo : Jose)

MOSCOW -. RIA Novosti Moscow and Jakarta are negotiating to establish licensed production of ammunition for fighting vehicles BMP-3, standing on the arms of the Marine Corps in Indonesia, told RIA Novosti on Tuesday, the general director of the enterprise developer shells - Group "Tehmash" Sergey Rusakov .

"Currently, under the aegis of" Rosoboronexport "is negotiating with representatives of the military-industrial complex of Indonesia on the organization of the territory of the foreign partner of the license production of ammunition for BMP-3" - a spokesman said.

Today BMP-3F (modification for the Marine Corps) operated successfully in the Marine Corps of the Armed Forces of Indonesia. The first batch of 17 vehicles was delivered within the framework of an agreement on a state loan from Russia Indonesia a billion dollars, was signed in September 2007 during a visit to Jakarta of Russian President Vladimir Putin.

BMP-3F first arrived in Indonesia in November 2010 and in May 2013 Jakarta signed a new contract for the purchase of 37 vehicles total cost of $ 114 million for the Marine Corps. In January 2014 the second batch of machines was transferred to the military.

In addition, now Jakarta is considering the purchase of a new batch of 50 machines.

Scientific-Production Concern "Tehmash" - a holding company of state corporation "Rostec" in the field of industry of munitions and special chemicals. Enterprise "Tehmash" produce high-precision artillery munitions and artillery rounds of various purpose, small-caliber ammunition, grenade shots, mines, missiles and unguided aviation bomb ordnance, military pyrotechnics, and more. Military products of the holding is in service in 100 countries.

(RIA Novosti)

Pesawat NC212i Akhirnya 100% Diproduksi di Bandung

15 Juni 2016

Pesawat NC212i (photos : PTDI)

Jakarta -Pesawat NC212i telah sepenuhnya dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI). Artinya PTDI adalah satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat baling-baling itu. 

Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI karena Airbus Defence and Space telah menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi ke PTDI mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI.

"Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PTDI di Bandung. Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar, oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," tulis keterangan tertulis PTDI, Rabu (15/6/2016).

Pesawat NC212i adalah pesawat multiguna generasi terbaru dari NC212 dengan daya angkut 28 penumpang, memiliki ramp door, kabin yang luas di kelasnya, sistem navigasi dan komunikasi yang lebih modern, biaya operasi yang lebih rendah namun tetap kompetitif di pasar pesawat kecil. 


Pesawat NC212i dapat juga digunakan sebagai pembuat hujan, patroli maritim dan penjaga pantai. Pesawat generasi sebelumnya C212 berbagai seri telah digunakan lebih dari 600 unit oleh 38 negara di antaranya yaitu Thailand, Filipina, Afrika Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, Cile dan Meksiko.

PTDI saat ini juga sedang membuat pesawat NC212i sebanyak 2 unit pesanan dari Filipina dan 3 unit pesanan dari Vietnam yang seluruh proses pembuatan struktur pesawat mulai dari Fuselage, Center Wing, Outer Wing, Outer Flap, Inner Flap, Aileron, Vertical Stabilizer, Rudder, Horizontal Stabilizer, Elevator serta semua Door mulai Pilot Door, Passenger Door, Ramp Door, Forward Door dan Emergency Door itu dikerjakan seluruhnya di PTDI yang akan mendapatkan sertifikasi EASA ditargetkan akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017. 

"Hal ini menjadi keuntungan bagi PTDI karena peluang pasar NC212i masih menjanjikan serta untuk layanan purnajual pasti dilakukan di PTDI," tambahnya. 

Perbedaan konfigurasi antara NC212-400 dan NC212i ada pada Avionic, di mana NC212i telah menggunakan Digital Avionic dan telah dilengkapi Autopilot sehingga memudahkan pilot melakukan konfigurasi terbang sedangkan perbedaan dengan NC212-200 terletak pada Avionic Rack yang semula diletakkan di dalam pesawat, pesawat NC212i Avionic Rack diletakkan di bagian depan moncong pesawat sehingga dapat menambah jumlah penumpang, perbedaan lainnya pesawat NC212i menggunakan winglet untuk mengurangi hambatan udara di sekitar ujung sayap dan menggunakan kaca kotak untuk menambah kenyamanan penumpang melihat keluar pesawat.

(Detik)

PT DI Targetkan Enam Pesawat NC212i Setiap Tahunnya

16 Juni 2016

Pesawat NC212i (photo : PTDI)

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menargetkan membangun enam pesawat NC212i setiap tahunnya.

Hal itu dikatakan Direktur Utama PTDI, Budi Santoso, seperti dalam rilis yang diterima, Rabu (15/6/2016).

"Untuk pemasaran sendiri, negara-negara di wilayah Asia Pasifik akan dilakukan PT DI, sedangkan negara di luar itu dilakukan Airbus Defence and Space," kata Budi.

Siapapun yang melakukan pemasaran pesawat NC212i tersebut, kata Budi, Indonesia tetap diuntungkan lantaran seluruh proses pembuatan pesawat tersebut dikerjakan PTDI di Bandung.
Selain itu, hal tersebut tentunya dapat menciptakan lapangan kerja yang besar.

"Di masa depan pesawat NC212i merupakan pesawat yang kompetitif dan menjanjikan di banyak negara di dunia," ujar Budi.

Kerja sama antara PT Dirgantara Indonesia PT DI dan Airbus Defence and Space dimulai sejak tahun 1976.

Sejak saat itu PT DI telah memproduksi ratusan pesawat atas lisensi dari Airbus Defence and Space.
Satu di antaranya Cassa 212 yang kemudian untuk yang diproduksi PTDI diubah namanya menjadi NC212.

Kerja sama PT DI dan Airbus Defence and Space terus mengalami penguatan.

PT DI dan Airbus Defence and Space telah menandatangani Kerjasama di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta pada 2012.

Kesepakatan kerjasama itu untuk memperkuat kerjasama strategis dalam pembuatan pesawat NC212i.

"Kerja sama itu merupakan peningkatan status kerjasama dengan mitra lama PT DI di Eropa. Selain itu, kerjasama tersebut juga memperkuat posisi PT DI sebagai Industri pesawat terbang terdepan di wilayah Asia Pasifik," ujar Budi.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT DI menjadi satu-satunya industri pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC212i.

Seluruh proses pembuatan pesawat tersebut telah dilakukan di Bandung pada kawasan produksi PTDI setelah Airbus Defence and Space menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi.

"Penyerahan fasilitas produksi itu mulai dari jig dan tools hingga pergudangannya (Slow Mover Material) yang semula berada di Spanyol telah dikirimkan seluruhnya ke PTDI," Simet Kaban, Program Manager NC212 PT DI, melalui rilis yang diterima Tribun, Rabu (15/6/2016).

Apabila Airbus Defence and Space mendapatkan pesanan NC212i, kata Simet, pembuatan pesawat tersebut sepenuhnya akan tetap dikerjakan PT DI di Bandung.

Airbus Defence and Space telah memberikan kepercayaan kepada PTDI karena mereka akan lebih fokus mengembangkan pesawat besar.

"Oleh karenanya Final Assembly Line khusus NC212i telah disiapkan di fasilitas PTDI sejak bulan Oktober tahun 2011 silam," kata Simet.

(TribunNews)

ST Kinetics Launches Terrex 3 IFV




A model of the ST Kinetics Terrex 3 IFV, which was launched at Eurosatory 2016. (photo : Jane's)

ST Kinetics launched the Terrex 3 - the latest iteration of the company's Terrex family of infantry fighting vehicles (IFVs) - at Eurosatory 2016 on 14 June.

A model of the ST Kinetics Terrex 3 IFV, which was launched at Eurosatory 2016. (P Felstead/IHS Jane's)

Only a model of the 8x8 vehicle was available for the launch, since only a handful of prototypes exist and one of them is currently on its way to Australia to compete for the Australian Army's Land 400 programme.

With a gross vehicle weight of 35 tonnes, the Terrex 3 has a payload of 12 tonnes, can carry a crew of two plus 11 dismounts, has a top speed of 88 km/h, and has a road range of 520 km.

(Jane's)

Hanwha Thales to Start Radar Development for KF-X Jets Next Month



Hanwha AESA radar (photo : themess)

South Korean defense manufacturer Hanwha Thales plans to kick off the process to develop an advanced radar system to be fitted onto the country's indigenous fighter jets next month, the company's CEO said Thursday.

In April, the defense unit of conglomerate Hanwha Group was picked as the preferred bidder to build active electronically scanned array (AESA) radars for some 120 fighter jets that South Korea seeks to develop by the mid-2020s.

Chang Si-kwon, chief executive of Hanwha Thales, told reporters in Paris that his company plans to produce a model of the AESA and that this will be used in operational tests with the Agency for Defense Development (ADD).

Hanwha Thales, set to clinch the final contract with ADD, plans to produce the first prototype of the radar by June 2017 and another one by the following year if the radar works as planned.

"The parent group is fully supporting us in our efforts to become a world-class defense manufacturer," Chang said. "The group is stressing that we must succeed in developing the AESA radars."

South Korea is seeking to deploy the new planes to be built under the 18 trillion won ($15.4 billion) Korean Fighter Experimental (KF-X) project in a bid to replace its aging jet fleet of F-4s and F-5s.

Last month, U.S. company General Electric (GE) was selected as the preferred bidder to supply engines for South Korea's next-generation fighter jets.

South Korea had initially planned to secure 25 fighter jet technologies from U.S. aerospace giant Lockheed Martin in an offset deal linked to Seoul's purchase of 40 of the company's F-35 Lightning II fighters in 2014.

But the U.S. government refused last year to approve the export of four core technologies, including those related to the radar, forcing Seoul to find an alternative supplier.

(Korea Times)

4 Kapal Patroli Buatan Palindo Marine Diserahkan ke TNI AL

18 Juni 2016


Kapal patroli Angkatan Laut (KAL) Bawean adalah kapal kelas PC32 (photos : Bureau Veritas)

4 Kapal Kelas Dunia Buatan Batam Diserahkan ke TNI AL

batampos.co.id – PT Palindo Marine telah merampungkan pembangunan empat kapal patroli pesanan TNI AL. Keempat kapal tersebut akan digunakan oleh jajaran Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) untuk pengamanan wilayah laut.

Serah terima kapal tersebut dilakukan di komplek PT Palindo Marine, Sagulung, Batam, Kamis (16/6/2016).

“Harapan saya agar hasil karya putra putri bangsa akan terus mendapat kepercayaan dari pemerintah dan TNI AL untuk pembangunan kapal kapal patroli,” kata Direktur PT Palindo Marine Batam, Charles Wirawan.

Dalam kesempatan itu Charles mengatakan, proyek empat kapal patroli tersebut dikerjakan bersama PT Karimun Anugerah Sejati. Ini merupakan proyek yang kesekian kalinya yang dikerjakan PT Palindo Marine.

Dia berharap, pemerintah terus berkomitmen memprioritaskan galangan kapal dalam negeri dalam setiap proyek pengadaan kapal. Khususnya galangan kapal di Batam. Ini sebagai wujud nyata upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.


Charles menambahkan, kualitas produk galangan kapal di Batam tak kalah jika dibandingkan dengan daerah lain, bahkan dibandingkan dengan luar negeri. Khususnya di Palindo Marine, kapal-kapal yang dihasilkan merupakan kapal berkelas dunia.

“Galangan kapal dalam negeri, khususnya Batam, sudah mampu bersaing dengan negara lain,” katanya.

Penyerahan empat kapal patroli TNI AL kemarin langsung diterima oleh Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Mulyadi. Selain menyerahkan kapal, Mulyadi turut mengukuhkan Komandan Pertama masing-masing kapal.

Keempat kapal tersebut terdiri dari KAL Bawean, KAL Kelambau, KAL Wayag, dan KAL Tidore.

Mulyadi mengatakan, penambahan dan penyerahan kapal tersebut dapat secara langsung menambah unsur kekuatan TNI.

“Dengan pengamanan ini secara langsung menambah kekuatan TNI. Termasuk menjaga kemanan perairan Indonesia,” ujar Mulyadi.

Mulyadi menjelaskan, pengadaan kapal tersebut menggunakan anggaran APBN melalui Dinas Material Angkatan Laut. Hal ini bagian rencana strategis (renstra) TNI Angkatan Laut dalam upaya mewujudkan kekuatan Pokok Minimum TNI Angkatan Laut Tahun 2010 sampai dengan 2024.

“Semoga ke depannya kita bisa menambah kapal patroli dengan kerjasama yang baik,” tutupnya. 

(BatamPos)

Rabu, 22 Juni 2016

Pembangunan Kapal LST AT-4 Dimulai




Kapal AT4 adalah kapal LST ke-4 dari kelas LST 117 meter yang dibangun di dalam negeri untuk TNI AL (photo : defence.pk)


Rabu (20/4), pukul 09.00 WIB Kabaranahan Kemhan Laksamana Muda TNI Leonardi tiba di PT. Daya Radar Utama (DRU) Jl. Alamsyah Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung. Dalam kunjungan kerjanya ini, Kabaranahan didampingi Komandan Lanal Lampung Kolonel Laut (P) Yana Hardiyana, S.AP. Turut dalam rombongannya itu antara lain Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi, Kadislaikmatal, Kadismatal, Kapusada, Kapuslaik, Waasrena Kasal, Kolonel Supriyanto, Kolonel Bambang Siswanto, Herman Afriad. ADC Kabaranahan, Fahmi Irfani. Class LR, Kolonel Sriwidodo, Kolonel Edhi Prasetyo, Kolonel M. Nursyid, Letkol Sulastono dan PNS Agung.

Kedatangan Kabaranahan Kemhan disambut di ruang CNC PT DRU oleh Direktur PT DRU. Amir Gunawan, pimpinan Galangan Kapal PT DRU Harry Pronoto, Komandan Satgas Kolonel Harry Wijajanto, JM Produksi PT DRU Edi Wiyono, Direktur Wil cabang Lampung PT DRU Ajid Gunawan. Kunjungan kerja Kabaranahan beserta rombongan dalam rangka First Steel Cutting Kapal LST AT-4 dan penandatanganan berita acara antara Kabaranahan Kemhan, Aslog Kasal dan Direktur PT DRU.


KRI Bintuni 520, kapal LST AT-3 yang telah dibangun sebelumnya oleh PT DRU (photo : TNI AL)

Dalam sambutannya, Amir Gunawan mengatakan bahwa untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, adalah dengan cara penguatan Armada kapal perang. Oleh sebab itu dia bersyukur karena diberi kepercayaan kembali oleh pemerintah Pertahanan Republik Indonesia untuk turut berkontribusi dalam program penguatan Alutsista melalui pembangunan Kapal LST AT -4. Amir menyadari tanpa kepercayaan, binaan dan kerja sama dari kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Laut dan pihak pihak terkait lainnya,sulit bagi dia untuk menghasilkan produk berkualitas.

Di tempat yang sama, Kabaranahan Kemhan Laksda TNI Leonardi menjelaskan bahwa beberapa saat lagi akan dilaksanakan prosesi pemotongan plat pertama ( Steel Cutting) Kapal Angkut Thank untuk TNI AL. Prosesi pemotongan plat ini merupakan salah satu momen penting dimulainya pembangunan struktur badan kapal. Pembangunan satu unit kapal Angkut Thank ini merupakan salah satu bentuk pembinaan industri dalam negeri sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada negara lain dalam pengadaan KRI di masa mendatang.

Setelah acara penyambutan Kabaranahan, dilanjutkan dengan Ceremony First Steel Cutting Kapal AT-4 di Workshop CNC PT. DRU ditandai dengan penekanan tombol sirine. Pada pukul 12.40 WIB rombongan Kabaranahan kembali ke Jakarta melalui Bandara Radin Inten II Natar Lampung Selatan.

(TNI AL)